SUGENG_RAWUH


Jumat, 20 Mei 2011

wacana



BH XL
Written by: fattach yaseen

Jangan biarkan otak ngeres yang bercokol dalam batok kepala mengartikan Bra Holder Extra Large, kotang super gedhe tentang judul di atas. Huss!! Saru!! Yang dimaksud  BH XL dalam sekelumit tulisan ini ialah Bikin Hidup Xtra Lebih. Siapapun orangnya, di manapun tempatnya, kapanpun, pasti ingin menyeruput nikmatnya kesuksesan. Namun, sedikit orang yang memahami bahwa sukses ialah suatu perjalanan atau proses, bukan suatu akhir tujuan ataupun hasil. Sehingga banyak dari mereka yang terjebak dalam kubangan lumpur paradigma berpikir result oriented (orientasi pada hasil) bukan mengusung madzhab berpikir task oriented (orientasi kepada proses). Setali tiga uang dengan Dr. John C. Maxwell dalam bukunya The Success Journey, Maxwell memberikan definisi sukses yang terdiri dari 3 hal yaitu mengetahui tujuan hidup Anda (knowing your purpose in life) , bertumbuh menggapai potensi maksimal Anda (growing to reach your maximum potential) , dan menaburkan benih yang membawa keuntungan bagi orang lain (sowing seeds that benefit others). Kesimpulannya, sukses ialah perjalanan itu sendiri, bukan merupakan tujuan akhir, success is a journey not is a destination.
Seharusnya kita dapat memetik pesan moral mengapa Allah swt memberi titah kepada Nabi Nuh as untuk membuat bahtera guna mengabulkan do`a yang selalu terpanjat dari dirinya. Menenggelamkan orang-orang yang menantang ajaran agama tauhid. Apakah Gusti Allah tidak mampu menghanyutkan begundal-begundal kaum Nuh yang membangkang dalam waktu itu juga? Tidak kan? Hanya dengan Kun Fayakun niscaya mereka akan tenggelam ditelan air bah. Seharusnya kita mampu mengunduh hikmah kenapa Ilahi Rabbi memberikan ujian yang begitu hebat kepada Baginda Agung Muhammad saw dan para sahabat dalam mengemban heavy duty menegakkan agama islam. Mulai dari harus menuai hibah siksaan begundal-begundal kafir Quraish hingga terpaksa mereka harus eksodus ke Negara tetangga, Abisinia dan Madinah. Apakah Sang Khâliq tidak mampu memusnahkan keparat-keparat kafir Quraish dari muka bumi seketika itu juga? Apakah Allah swt tidak mampu membalik kekufuran mereka menjadi keimanan? Tidak kan? Hanya dengan Kun Fayakun semua yang dikehendaki Pengeran akan terwujud dalam sekejap. Dari akumulasi cerita di atas dapat ditarik benang merah pesan moral jika Allah swt menekankan proses dalam setiap dimensi kehidupan di dunia ini.
Seseorang yang mampu menghadapi dan melalui rintangan-rintangan yang membegal di tengah jalan dalam meraih tujuannya ialah orang yang sukses. Walaupun hasil akhirnya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Tidak ada kamus orang yang gagal dalam dunia ini. Hanya saja orang yang berada dalam waktu dan tempat yang salah, wrong man in wrong time.
Maxwell menambahkan khatbahnya, ada 2 hari besar dalam kehidupan setiap orang. Pertama, hari pertama kali terlahir kedunia menatap indahnya mentari. Dan kedua, hari ketika telah menemukan alasan dan tahu akan tugas yang diembannya mengapa Tuhan menghadirkan kita ke dunia ini. Berikut analisa dangkal otak kerdil penulis akan mencoba membongkar makna yang tertimbun di bawah reruntuhan statement Maxwell tentang dua hari besar dalam setiap manusia. Hari besar Yang pertama, ketika dia dilahirkan. Saat jabang bayi pertama kali menatap dunia setelah beratus-ratus putaran bumi terkurung dalam alam rahim. Sejatinya, saat itu juga dia telah meraih sukses yang super gedhe setelah melalui perjuangan-perjuangan yang begitu berat. Pertama, ketika sel sperma sang ayah ingin membuahi sel telur ibunda. Sejatinya tidak hanya satu sel saja yang masuk. Berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar sel sperma bergulat dan bertarung untuk membuahi sel telur sang bunda. Coba bayangkan, jika saja bukan sel sperma si jabang bayi yang nyanthol di rahim sang bunda, pastilah bukan dia yang akan memekakkan kesunyian dan kecemasan sang ayah yang menunggu persalinan. Namun bayi lain hasil pembuahan sperma yang lain pula. Kedua, setelah pembuahan, bakal cabang bayi harus melalui beberapa fase pembentukan yang rumit, mulai dari segumpal darah, seonggok daging, pembentukan tubuh dan peniupan ruh dalam jasad. Hingga dia harus berjuang berdarah-darah selama Sembilan purnama berganti dalam kegelapan alam rahim. Setelah Sembilan bulan, ketika akan menatap dunia harus melalui perjuangan yang begitu dahsyat bersama sang bunda. Bayangkan! seonggok daging sebesar kepalan tangan dan sepanjang lengan harus keluar melalui guo garbo yang begitu kecil. Subhanallah!. Saat pertama kali si bayi menatap dunia dan merobek gendang telinga bundanya dengan suara tangis, pertama kali juga dia telah berhasil menuai predikat sukses serta mampu melewatkan hari besar yang pertama bagi kehidupannya.
Hari besar yang kedua, ketika dia mengetahui alasan dan mengetahui tugas yang diemban dalam dunia fana ini. Psikolog Viktor Frankl pernah melontarkan statemen “Setiap orang memiliki pekerjaan atau misi spesifik dalam hidupnya.” Dalam bahasa sederhana orang sering menyebutnya sebagai jalur atau jalan hidup. Lebih spektakuler, jauh-jauh hari sebelum si psikiater bisa maem dan cawik sendiri, Baginda Agung Nabi Muhammad telah bersabda, Kullun muyassarun lima khuliqa lahu. Sudah barang tentu setiap sesuatu yang tercipta dalam dunia fana ini memiliki manfaat dan tugasnya masing-masing. Tidak ada yang ameng-amengan di dunia ini. Rabbana mâ khalaqta hadza bâtila begitu salah satu firman Allah memberikan afirmasi tentang uraian singkat di atas. Lalu apa tugas kita yang diembankan oleh Ilahi Rabby di dunia fana ini? Heavy duty yang kita emban tidak lain tidak bukan ialah menjadi Khâlifah fî al-Ard untuk mewujudkan perdamaian dan kedamaian serta kesetabilan jagad raya seisinya sesuai visi-misi agama islam Rahmatan Lî Al-‘Alamîn. Bukankah Allah ta’ala telah memberikan signal akan tugas diciptakannya manusia sebelum menciptakan kakek Nabi Adam lewat dialogNYA dengan para malaikat yang diabadikan dalam Al-quran Waidz Qâla Rabbuka Lî Al-Malaikati Innî Jâ’ilun Fî Al-Ard Khalîfah.
 Setelah anda membaca analisa dangkal otak kerdil penulis. Saya yaqin hati kecil anda akan memekikkan Eureka, Overwellming karena telah menyadari jika anda telah berhasil melewati dua hari besar dan bersejarah yang dimiliki setiap manusia. Detik selanjutnya, anda akan merekonstruksi planning-planning anda untuk memanifestasikan dan mewujudkan tugas anda di muka bumi, menjadi Khâlifah fî al-Ard untuk mewujudkan perdamaian dan kedamaian serta kesetabilan jagad raya seisinya. Sesuai semangat agama islam Rahmatan Lî Al-‘Alamîn. Nasalu Allaha al-taufîqâ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar